Sabtu, 15 Juni 2013

Koleksi Cerita Lucu Bab 15

Tips Menilai Orang Dengan Sopan

Seorang pria dipilih untuk bertugas mejadi juri, namun pada suatu persidangan dia menolak untuk bekerja. Dia mencoba bekerja, namun tidak berhasil. Pada persidangan hari pertama, dia berjalan menuju hakim dan berkata,
“Yang Mulia, saya mohon untuk dikecualikan dari persidangan ini. Saya merasa sudah terlalu menghakimi seseorang di sini. Saya melihat seorang laki-laki dalam jas biru, dan ketika melihat ke matanya saya melihat ketidakjujuran, dan dalam pikiran saya bahwa dia adalah orang yang bersalah, dan memiliki kesalahan yang sangat besar. Penilaian saya inilah yang membuat saya ingin mengundurkan diri dari sidang ini.”
“Kembali ke bangku juri,” kata hakim, “Anda adalah salah satu juri yang kami cari, yang memiliki penilaian karakter yang baik. Orang yang Anda maksud tadi adalah pengacara terdakwa.”

Kisah Cinta Handphone

Ada seorang cowok namanya SONY. Dia jatus cinta sama cewek yang mempesona bernama Nokia. Sony pun berniat untuk mangajak Nokia pergi. Namun dia dihadang oleh dua orang bersaudara Moto dan Rola. Sony pun mengadu pada kakaknya Samsung. Dengan bantuan kakaknya Sony akhirnya bisa menyatakan cinta pada Nokia. Tapi sayang ternyata Nokia telah bertunangan dengan Blackberry. Moto dan Rola pun berkata pada Sony, “NEXIAAAAANNNN deh lu.”

Jawaban Pak Upi

Upi adalah seorang pesuruh di sebuah SMA swasta yang cukup terkenal. Suatu siang, Upi melihat kerumunan puluhan murid dan beberapa guru di teras ruangan kelas pelajaran Matematika. Dari suara ributnya, mungkin ada kejadian luar biasa di situ. Upi semula acuh tak acuh, namun akhirnya ia datang mendekat juga karena salah satu guru yang juga wakil kepala sekolah memanggilnya.
Setelah diusut, ternyata ada seorang siswa yang sehabis pelajaran olah raga menendang bola yang seharusnya dia bawa ke gudang. Sialnya bola tadi mengenai kaca jendela nako sampai hancur berantakan.
Dasar sekolah swasta yang sudah terbiasa berdemokrasi, tidak heran kalau guru-guru di situ memberikan komentar atas kejadian tadi. Lagi pula ini berhubungan dengan kurikulum baru yang berbasis kompetensi (KBK) di mana para siswa diharapkan tidak hanya tahu teori tapi juga harus tahu keadaan nyata dalam situasi apapun. Berikut ini adalah dialog dari beberapa guru yang ada di situ.
Wakil Kepala Sekolah: “Bagaimana pendapat atau komentar bapak-bapak guru tentang kejadian tadi ?”
Guru Fisika: “Gerakan bola tadi merupakan contoh dari gerak balistik atau gerak peluru.”
Guru Kimia: “Massa kaca sebelum dan sesudah pecah sama.”
Guru Matematika: “Lintasan bola tadi pasti merupakan kurva melengkung parabola.”
Wakil Kepala Sekolah: “Bagus sekali komentarnya. Bagaimana menurut pak Sugih?”
Pak Oda yang guru ekonomi menjawab: “Untuk mengganti kaca yang pecah perlu biaya Rp 100.000 pak.”
Wakil Kepala Sekolah: “Itu tidak masalah, kita bisa minta ke orang tua siswa yang menendang bola tadi. Bagaimana menurut Pak Paijo ?”
Paijo kaget setengah mati karena tidak menyangka kalau akan dimintai pendapat atau komentar. Tapi untuk menjaga gengsi, lagi pula dia pernah ikut nguping waktu guru-guru ditatar KBK, Upi memberikan komentar menurut disiplin ilmunya.
Upi: “Kalau ditinjau dari disiplin ilmu saya pak, pecahan kaca tadi… eh… anu… menambah pekerjaan saya tapi tidak menaikkan gaji saya pak!”
Wakil Kepala Sekolah: “Pintar juga pak Upi, ada musibah malah digunakan kesempatan untuk minta naik gaji.”



0 komentar:

Posting Komentar