10. Judo, Jepang
9. Aikido, Jepang
Aikido
diperkenalkan pada awal 1900an, dengan para pengikutnya belajar untuk
menggunakan kekuatan dan energi lawan untuk menjatuhkan mereka. Para
murid diajarkan untuk tetap menjaga kondisi penyerangnya, dan diajarkan
untuk melumpuhkan tanpa melukai. Penggunaan senjata juga sering ditemui
dalam aikido, dan para pengikutnya diajari untuk bertahan melawan
tongkat, pedang dan bahkan pisau. pendiri Aikido, Morihei Ueshiba,
berkata bahwa untuk menjadi pengikut Aikido yang sukses, para murid
harus “menerima 99% serangan lawan dan menatap wajah kematian tanpa
takut.”
8. Krav Maga, Israel
Beladiri
wajib pengawal presiden Israel, seni bela diri ini tanpa aturan, dan
keras. Bela diri ini tidak pernah dilatih untuk olahraga, karena benar2
ditujukan untuk menghancurkan penyerang dengan berfokus pada area vital
lawan, misalnya selangkangan dan mata, dan bahkan mengijinkan penggunaan
kepala sebagai senjata dan berbagai benda yang ada sebagai senjata.
Pendekatan bela diri ini dibagi tiga langkah: Hadapi ancaman, cegah
lawan untuk melakukan serangan kedua, dan netralkan lawan.
7. Jujutsu, Jepang
Ketika
samurai Jepang kehilangan semua senjata, mereka akan beralih ke
penggunaan Jujutsu (seni lembut). Jujutsu berkembang dengan berfokus
pada lemparan, kuncian dan menggulingkan diri. Tapi tidak seperti bela
diri lain, Jujutsu lebih banyak bergerak ke “apa aja boleh”. Secara
tradisional, para murid diajarkan berbagai taktik “curang” seperti
mencolok mata, menggigit, yang jika digunakan dengna tepat, dapat
membunuh lawan. Bela diri ini sangat efektif jika digunakan pada
pertempuran jarak pendek.
6. Ninjutsu, Jepang
Beladiri
misterius ini biasa digunakan oleh kaum pembunuh dan para pejuang
gerilya Jepang. Ninjitsu mengajarkan berbagai cara untuk mengejutkan
lawan dan mengalahkan lawan, dengan arah perkembangan untuk membunuh.
Selain kaki, tangan, berbagai senjata diajarkan juga, termasuk teknik
menyelinap dan melarikan diri secara efektif.
5. Tae-kwondo, Korea
Te-kwondo
memiliki arti “jalan kepalan dan kaki”, beladiri ini berkembang pesat
pada setelah era PD II, ketika Jepang mengakhiri pendudukan atas Korea.
Bela diri ini terkenal atas tendangannya yang mencengangkan, dan
menggabungkan antara kemampuan fisik dan kekuatan mental. Pemengang
sabuk hitam beladiri ini mencapai 3 juta orang di seluruh dunia.
4. Kung fu, Cina
Bela
diri cari Cina ini berarti secara harfiah: Kesuksesan yang diraih
dengan jalan yang berat dan panjang, dan merupakaan beladiri paling tua
di dunia. Semenjak diperkenalkan oleh Kaisar Huangti, 2,698 sebelum
Masehi, telah berkembang puluhan ribu aliran Kungfu. Secara tradisional,
beladiri ini diajarkan oleh para biksu Shaolin, dengan penekanan utama
pada moralitas dan filosofi, dimana nilai kerendahan hati, kepercayaan,
dan kesabaran, serta penghormatan di tekankan.
3. Karate, Jepang
Diturunkan
dari kata yang berarti “tangan kosong”, Karate diperkenalkan sebagai
beladiri tanpa senjata. Berbagai teknik Karate diperkirakan berawal dari
tahun 1300-an, walaupun penulis “10 Precepts of Karate”, Anko Itosu,
bapak karate modern, menuliskan buku tersebut pada 1908. “Karate adalah
teknik yang mengubah tangan dan kaki menjadi tombak” demikian tulis
Anko. Pada buku tulisan Anko, karate dapat dipakai sebagai,”… cara
mengindari perkelahian jika dihadang penjahat.”
2. Brazilian Jiu-jitsu, Brazil
Walaupun
didirikan di Brazil, pendiri bela diri ini adalah Mitsuyo Maeda,
seorang petarung dari Jepang, yang memenangkan lebih dari 2000
pertandingan dan dianggap sebagai manusia paling tangguh. Maeda bertemu
dengan keluarga Gracie di Jepang pada 1914, dan semenjak saat itu juga
keluarga Gracie dianggap sebagai keluarga pertama beladiri ini.
Penekanan pada lemparan dan groundwork menjadikan olahraga ini populer
di kalangan pengguna olahraga campuran.
1. Muay Thai, Thailand
Mirip
sekali dengan kickboxing, tapi bedanya, pukulan dibawah sabuk, siku dan
dan lutut semua boleh dipergunakan. Muay Thay susah sekali diperkirakan
kapan tepatnya lahir kapan, tapi berbagai elemen dari beladiri ini
dapat ditemui di beladiri Jepang dan India. Popularitas beladiri ini
mulai muncul pada 1800an. Secara tradisi, bela diri ini sangat
terstruktur, dengan berbagai ritual yang menunjukkan penghormatan kepada
lawan. Sekarang beladiri ini lebih berfokus sebagai penggunaan badan
sebagai senjata, kepalan, tulang kering, siku, lutut, dan berbagai hal
lain untuk mengalahkan lawan. Inilah yang membuat bela diri ini
berharga, karena semua bagian tubuh dapat digunakan sebagai senjata.
0 comments:
Post a Comment